Tulisan Berjalan

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu"(QS.Muhammad:7)

Minggu, 16 Maret 2014

Aplikasi Golden Ratio pada Bangun Ruang (Ka'bah)



1.             Pengertian dan asal usul pola bilangan Fibonacci dan golden ratio(rasio emas)
Fibonacci (1180–1250)
Fibonacci mempunyai nama lengkap Leonardoof Pisa. Dalam perjalanannya ke Eropa dan Afrika Utara, ia mengembangkan kegemarannya akan bilangan. Dalam karya terbesarnya, Liber Abaci, ia menjelaskan suatu teka-teki yang membawanya kepada apa yang sekarang dikenal sebagai Barisan Bilangan Fibonacci. Barisannya adalah 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, .... Setiap bilangan dalam barisan ini merupakan jumlah dari dua bilangan sebelumnya (1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 2 + 3 = 5, ...). Barisan Fibonacci bisa diteliti dalam susunan daun bunga atau segmen segmen dalam buah nanas atau biji cemara. Bilangan fibonacci dikenal juga dengan sebutan the golden number of human life. Menurut kepercayaan para ilmuwan di zaman dahulu kala, angka Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan. Bilangan Fibonacci adalah urutan angka yang diperoleh dari penjumlahan dua angka didepannya, misalnya seperti ini :
            0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dst
               Penjelasan : Misal Angka 5, diperoleh dari penjumlahan 2 angka didepannya yaitu 2+3. lalu apa kaitannya angka-angka itu dengan bukti adanya Tuhan adalah bahwa bilangan Fibonacci ini menunjukkan beberapa fakta aneh. Sebelumnya terdapat  angka Phi yaitu angka 1.618. Phi merupakan hasil pembagian angka dalam deret Fibonacci dengan angka didepannya. Misalnya 3:2, 34:21, 89:55.
               Golden Section juga dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion (The Golden Section). Dijabarkan sebagai sebuah rasio yang berasal dari huruf Yunani : phi, rasio the golden mean sama dengan atau mendekati bilangan 1.618033988749895 or (1+'q5)/2 (The Golden Mean, MathSoft Constants) yang termasuk di dalamnya satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak bagian dimana nilai rasio/perbandingan garis yang panjang berbanding total panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang pendek berbanding dengan garis yang panjang (The Golden Section).
               The Golden Mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks yang berasal dari huruf Yunani phi (∅) menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya ; garis, segiempat, dan spiral. Figur-figur tersebut jika digambar sesuai dengan the Divine proportion dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis. The Golden Section telah digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai penerapan termasuk dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.
            Angka Fibonacci
            0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
               Angka Fibonacci memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai "golden ratio" atau "rasio emas".
            GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618
            233 / 144 = 1,618
            377 / 233 = 1,618
            610 / 377 = 1,618
            987 / 610 = 1,618
            1597 / 987 = 1,618
                                    Menurut Harun Yahya, angka emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. Dalam hal ini ayat al Quran menyatakan : " sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS. Al Mulk, 67: 3-4)
2.      Aplikasi Golden Ratio (rasio emas) dalam kehidupan
            Kita mengetahui bahwa golden ratio ataupun golden section telah menjadi acuan dalam membuat sesuatu dengan proporsi yang sempurna sehingga berpengaruh terhadap nilai estetika dan keindahan suatu karya. Bukan hanya berpengaruh dalam segi estetika saja, namun juga berpengaruh dalam keberhasilan suatu karya. Seorang ahli matematika dan filosof Adolf Zeising menemukan bahwa golden ratio muncul dalam komposisi akar tanaman dan jaringan daun, tidak hanya itu, Adolf Zelsing juga menemukan golden ratio pada tulang-tulang hewan, tanaman, bahkan manusia. Hingga ia melihat golden ratio sebagai sebuah aturan universal, bukan hanya sekedar estetika dan keindahan, namun juga berperan dalam  fungsi dan efektifitas suatu hal. Dalam hal ini, baru-baru ini aplikasi golden ratio juga banyak juga diaplikasikan dalam mendesain bentuk bangun ruang yang ada di dunia.
            Kita akan melihat betapa hebat Allah dalam presentasi ini, dan ini menyajikan bukti-bukti tentang keberadaan Allah.
            Semua ciptaan di alam semesta ini mengikuti rasio illahi ini.
            - Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku = 1. 618
          - Jarak antara pusar dan bagian atas kepala / jarak antara garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.
            - Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.
                        Bahkan kaki Anda juga menunjukkan phi. Kaki memiliki beberapa proporsi berdasarkan garis phi, termasuk: bagian tengah lengkungan kaki dan telapak kaki; bagian dasar garis dan ujung jempol kaki; bagian atas garis ujung dan bagian bawah jalur riwayat kaki.
                        Jari-jari kita memiliki tiga ruas. Proporsi dari dua bagian jari dengan panjang jalur riwayat juga menunjukkan rasio emas. Anda juga dapat melihat bahwa proporsi jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.
3.      Aplikasi Golden Ratio (rasio emas) pada bangun ruang
1.     Rasio Emas pada Makkah dan Ka’bah

        

                                    Siapa yang tak kenal Ka’bah atau Baitullah. Setiap muslim pasti mendambakan suatu saat dirinya bisa melakukan tawaf mengelilingi rumah suci tersebut. Bahkan setiap hari milyaran umat muslim di dunia bersujud ke arah yang sama yaitu Ka’bah.
                                    Selain keistimewaan-keistimewaan Ka’bah yang disebutkan oleh dalil naqli, rupanya Ka’bah juga menyimpan keajaiban-keajaiban yang bersifat ilmiah. Disebutkan bahwa daerah sekitar Ka’bah berada tepat di antara kutub utara dan selatan, dimana pengaruh medan magnet kedua kutub sama kuat sehingga kompas tak akan bekerja sebagaimana mestinya. Karena itu daerah ini disebut zero magnetism area. Hal ini juga berpengaruh pada fisik manusia yang tinggal di sekitar Mekkah yang cenderung lebih bugar. Banyak jemaah haji yang di negerinya ringkih, setelah menginjakkan kaki di Mekkah malah berasa full of energy.
                                    Penelitian lain membuktikan Ka’bah merupakan golden ratio point atau rasio emas dari planet bumi. Golden ratio point bernilai 1,618 dan dilambangkan dengan simbol phi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasio ini terdapat dalam deret Fibonacci. Rasio emas ini disebut ajaib karena proporsi yang sama hampir selalu ditemukan dalam segala hal. Mulai dari hal yang sederhana seperti pola spiral pada cangkang keong, hingga hal-hal rumit seperti spiral DNA bahkan desain bangun ruang yang terdapat alam semesta. Karena itulah golden ratio point juga disebut divine proportion, karena diyakini sebagai rancangan Sang Khaliq dalam menciptakan alam semesta.                                    Kaitannya dengan Ka’bah adalah proporsi jarak antara Mekah – Kutub Utara dengan jarak antara Mekah – Kutub Selatan adalah persis 1,618 yang merupakan Golden Ratio. Bila jarak antara Ka’bah dengan kutub selatan (12348,32 km) dibagi dengan jarak antara Ka’bah dengan kutub utara (7631,68 km) maka hasilnya 1,618. Begitu pula jika jarak antara dua kutub (19980 km) dibagi jarak antara Ka’bah dengan kutub selatan (12348,32 km), hasilnya pun genap 1,618.
           
                                   

            
                        proporsi jarak antara Mekah – Kutub Utara dengan jarak antara Mekah – Kutub Selatan


     Yang lebih mencengangkan lagi, ternyata rasio emas ini juga muncul di satu-satunya ayat Al Qur’an yang menyebut kata Makkah (Bakkah), yaitu QS Ali Imran ayat 96:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia(QS.Ali-Imran:96)

          Jumlah huruf dalam ayat tersebut adalah 47 huruf, bila dibagi 1,618, hasilnya adalah 29. Ternyata 29 huruf pertama ayat tersebut berakhir tepat pada kata “bibakkata” yang artinya “di Bakkah (Makkah)”.
                                Al-Qur’an memberi isyarat tentang hubungan antara Kota Makkah dan Golden Ratio, yaitu di dalam Surah Ali Imran ayat 96 tersebut. Jumlah total semua huruf dari ayat ini adalah 47. Menghitung Golden Ratio dari total surat, kata Makkah tersirat : 47/1.618 = 29,0. Terdapat 29 surat-surat dari awal sampai ayat kata, Makkah seperti dalam peta dunia. Jika hanya satu kata atau huruf yang hilang, rasio ini tidak pernah bisa dipakai. Kita menyaksikan koherensi sejumlah surat yang mengungkapkan hubungan antara Mekah dan Golden Ratio.
           Penemuan mengenai hubungan antara Golden Ratio, Mekkah, Ka’bah dan Qur’an telah meningkat dari hari ke hari. Pada gambar, itu menunjukkan bahwa pengukuran dengan rasio emas kompas yang juga dikenal sebagai Kompas Leonardo, membuktikan bahwa kota Mekah terletak di Golden Ratio Point of Saudi sementara Ka’bah terletak di Mekah Golden Ratio City. Menurut perhitungan probabilitas, semua bukti ini tidak dapat insidentil (terjadi secara kebetulan).



                                   


                              pengukuran rasio emas  pada Makkah dengan kompas

Lihat Lebih lengkap:
 


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar