1.
Pengertian dan asal usul pola bilangan Fibonacci dan
golden ratio(rasio emas)
Fibonacci (1180–1250)
Fibonacci mempunyai nama lengkap Leonardoof Pisa.
Dalam perjalanannya ke Eropa dan Afrika Utara, ia
mengembangkan kegemarannya akan bilangan. Dalam karya terbesarnya,
Liber Abaci, ia menjelaskan suatu teka-teki yang
membawanya kepada apa yang sekarang dikenal sebagai Barisan Bilangan Fibonacci.
Barisannya adalah 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, .... Setiap bilangan dalam barisan ini
merupakan jumlah dari dua bilangan sebelumnya (1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 2 + 3 = 5, ...). Barisan Fibonacci bisa
diteliti dalam susunan daun bunga atau segmen segmen dalam buah nanas atau biji
cemara. Bilangan fibonacci dikenal juga dengan sebutan the golden number of
human life. Menurut kepercayaan para ilmuwan di zaman dahulu kala, angka
Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan. Bilangan Fibonacci adalah
urutan angka yang diperoleh dari penjumlahan dua angka didepannya, misalnya
seperti ini :
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55,
89, dst
Penjelasan : Misal
Angka 5, diperoleh dari penjumlahan 2 angka didepannya yaitu 2+3. lalu apa
kaitannya angka-angka itu dengan bukti adanya Tuhan adalah bahwa bilangan
Fibonacci ini menunjukkan beberapa fakta aneh. Sebelumnya terdapat angka Phi yaitu angka 1.618. Phi merupakan
hasil pembagian angka dalam deret Fibonacci dengan angka didepannya. Misalnya
3:2, 34:21, 89:55.
Golden Section juga
dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion (The
Golden Section). Dijabarkan sebagai sebuah rasio yang berasal dari huruf Yunani
: phi, rasio the golden mean sama dengan atau mendekati bilangan 1.618033988749895
or (1+'q5)/2 (The Golden Mean, MathSoft Constants) yang termasuk di dalamnya
satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak
bagian dimana nilai rasio/perbandingan garis yang panjang berbanding total
panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang
pendek berbanding dengan garis yang panjang (The Golden Section).
The Golden Mean sebagai
sebuah rasio/perbandingan kompleks yang berasal dari huruf Yunani phi (∅) menggambarkan
satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya ; garis, segiempat, dan
spiral. Figur-figur tersebut jika digambar sesuai dengan the Divine proportion
dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis. The
Golden Section telah digunakan sejak jaman klasik dalam berbagai penerapan
termasuk dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya
terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi
ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut.
Angka
Fibonacci
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,
21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, …
Angka Fibonacci
memiliki satu sifat menarik. Jika Anda membagi satu angka dalam deret tersebut
dengan angka sebelumnya, akan Anda dapatkan sebuah angka hasil pembagian yang
besarnya sangat mendekati satu sama lain. Nyatanya, angka ini bernilai tetap
setelah angka ke-13 dalam deret tersebut. Angka ini dikenal sebagai
"golden ratio" atau "rasio emas".
GOLDEN RATIO (RASIO EMAS) = 1,618
233 / 144 = 1,618
377 / 233 = 1,618
610 / 377 = 1,618
987 / 610 = 1,618
1597 / 987 = 1,618
Menurut Harun Yahya,
angka emas bukanlah hasil dari imajinasi matematis, akan tetapi merupakan
kaidah alam yang terkait dengan hukum keseimbangan. Dalam hal ini ayat al Quran
menyatakan : " sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah. (QS. Al Mulk, 67: 3-4)
2.
Aplikasi Golden Ratio (rasio
emas) dalam kehidupan
Kita mengetahui bahwa golden ratio ataupun
golden section telah menjadi acuan dalam membuat sesuatu dengan proporsi yang
sempurna sehingga berpengaruh terhadap nilai estetika dan keindahan suatu
karya. Bukan hanya berpengaruh dalam segi estetika saja, namun juga berpengaruh
dalam keberhasilan suatu karya. Seorang ahli matematika dan filosof Adolf
Zeising menemukan bahwa golden ratio muncul dalam komposisi akar tanaman dan
jaringan daun, tidak hanya itu, Adolf Zelsing juga menemukan golden ratio pada
tulang-tulang hewan, tanaman, bahkan manusia. Hingga ia melihat golden ratio
sebagai sebuah aturan universal, bukan hanya sekedar estetika dan keindahan,
namun juga berperan dalam fungsi dan efektifitas suatu hal. Dalam hal ini, baru-baru ini aplikasi
golden ratio juga banyak juga diaplikasikan dalam mendesain bentuk bangun ruang
yang ada di dunia.
Kita
akan melihat betapa hebat Allah dalam presentasi ini, dan ini menyajikan
bukti-bukti tentang keberadaan Allah.
Semua
ciptaan di alam semesta ini mengikuti rasio illahi ini.
- Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara
pergelangan tangan dan siku = 1. 618
- Jarak antara pusar dan bagian atas kepala / jarak antara
garis bahu dan bagian atas kepala = 1. 618.
-
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan ujung kaki = 1. 618.
Bahkan
kaki Anda juga menunjukkan phi. Kaki memiliki beberapa proporsi berdasarkan
garis phi, termasuk: bagian tengah lengkungan kaki dan telapak kaki; bagian
dasar garis dan ujung jempol kaki; bagian atas garis ujung dan bagian bawah
jalur riwayat kaki.
Jari-jari
kita memiliki tiga ruas. Proporsi dari dua bagian jari dengan panjang jalur
riwayat juga menunjukkan rasio emas. Anda juga dapat melihat bahwa proporsi
jari tengah terhadap jari kelingking merupakan rasio emas pula.
3.
Aplikasi Golden Ratio
(rasio emas) pada bangun ruang
1. Rasio Emas pada Makkah dan Ka’bah
Siapa
yang tak kenal Ka’bah atau Baitullah. Setiap muslim pasti mendambakan suatu
saat dirinya bisa melakukan tawaf mengelilingi rumah suci tersebut. Bahkan
setiap hari milyaran umat muslim di dunia bersujud ke arah yang sama yaitu
Ka’bah.
Selain
keistimewaan-keistimewaan Ka’bah yang disebutkan oleh dalil naqli,
rupanya Ka’bah juga menyimpan keajaiban-keajaiban yang bersifat ilmiah.
Disebutkan bahwa daerah sekitar Ka’bah berada tepat di antara kutub utara dan
selatan, dimana pengaruh medan magnet kedua kutub sama kuat sehingga kompas tak
akan bekerja sebagaimana mestinya. Karena itu daerah ini disebut zero
magnetism area. Hal ini juga berpengaruh pada fisik manusia yang tinggal di
sekitar Mekkah yang cenderung lebih bugar. Banyak jemaah haji yang di negerinya
ringkih, setelah menginjakkan kaki di Mekkah malah berasa full of energy.
Penelitian
lain membuktikan Ka’bah merupakan golden ratio point atau rasio emas
dari planet bumi. Golden ratio point bernilai 1,618 dan
dilambangkan dengan simbol phi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasio ini terdapat
dalam deret Fibonacci. Rasio emas ini disebut ajaib karena proporsi yang
sama hampir selalu ditemukan dalam segala hal. Mulai dari hal yang sederhana
seperti pola spiral pada cangkang keong, hingga hal-hal rumit seperti spiral DNA
bahkan desain bangun ruang yang
terdapat alam semesta. Karena itulah golden ratio point juga
disebut divine proportion, karena diyakini sebagai rancangan Sang Khaliq
dalam menciptakan alam semesta. Kaitannya dengan Ka’bah adalah proporsi jarak antara Mekah – Kutub
Utara dengan jarak antara Mekah – Kutub Selatan adalah persis 1,618 yang
merupakan Golden Ratio. Bila
jarak antara Ka’bah dengan kutub selatan (12348,32 km) dibagi
dengan jarak antara Ka’bah dengan kutub utara (7631,68 km) maka hasilnya 1,618. Begitu pula jika jarak antara dua
kutub (19980 km) dibagi jarak antara Ka’bah dengan kutub selatan (12348,32 km), hasilnya pun
genap 1,618.
proporsi jarak antara Mekah – Kutub Utara dengan jarak antara Mekah –
Kutub Selatan
Yang lebih mencengangkan
lagi, ternyata rasio emas ini juga muncul di satu-satunya ayat Al Qur’an yang
menyebut kata Makkah (Bakkah), yaitu QS Ali Imran ayat 96:
Jumlah huruf dalam ayat
tersebut adalah 47 huruf, bila dibagi 1,618, hasilnya adalah 29. Ternyata 29
huruf pertama ayat tersebut berakhir tepat pada kata “bibakkata” yang
artinya “di Bakkah (Makkah)”.
Al-Qur’an memberi isyarat tentang hubungan
antara Kota Makkah dan Golden Ratio, yaitu di dalam Surah Ali Imran ayat 96 tersebut. Jumlah total semua huruf dari ayat ini adalah
47. Menghitung Golden Ratio dari total surat, kata Makkah tersirat : 47/1.618 =
29,0. Terdapat 29 surat-surat dari awal sampai ayat kata, Makkah seperti dalam
peta dunia. Jika hanya satu kata atau huruf yang hilang, rasio ini tidak pernah
bisa dipakai. Kita menyaksikan koherensi sejumlah surat yang mengungkapkan
hubungan antara Mekah dan Golden Ratio.
Penemuan mengenai hubungan antara Golden Ratio,
Mekkah, Ka’bah dan Qur’an telah meningkat dari hari ke hari. Pada gambar, itu
menunjukkan bahwa pengukuran dengan rasio emas kompas yang juga dikenal sebagai
Kompas Leonardo, membuktikan bahwa kota Mekah terletak di Golden Ratio Point of
Saudi sementara Ka’bah terletak di Mekah Golden Ratio City. Menurut perhitungan
probabilitas, semua bukti ini tidak dapat insidentil (terjadi secara
kebetulan).
pengukuran rasio emas pada Makkah dengan
kompas
Lihat Lebih lengkap: