Muhammad bin Abi Bakr (محمد بن أبي بکر), bin Ayyub
bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi (الدمشقي), bergelar Abu Abdullah
Syamsuddin (أبو عبد الله شمس الدین), atau lebih dikenal dengan
nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada /
menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-Jauziyyah.
Dalam Bahasa Arab namanya
tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم.
Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada
tanggal 4 Februari 1292,
dan meninggal pada 23 September 1350)
adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang
hidup pada abad ke-13. Ia adalah ahli
fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits,
penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli
ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
Nasab
Nasabnya dari pihak ayah adalah
Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz
az-Zar'i ad-Dimasyqi, dan dikenal dengan sebutan Ibnul Qayyim.
Pendidikan
Ibnu Qayyim berguru ilmu hadits pada Syihab
an-Nablusi dan Qadi Taqiyyuddin bin Sulaiman; berguru tentang fiqh kepada
Syekh Safiyyuddin
al-Hindidan Isma'il bin Muhammad al-Harrani; berguru
tentang ilmu pembahagian waris (fara'idh) kepada bapaknya; dan juga berguru
selama 16 tahun kepadaIbnu Taimiyyah.
Beliau belajar ilmu faraidh dari bapaknya kerana beliau sangat
berbakat dalam ilmu itu. Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan
membaca kitab-kitab: (al-Mulakhkhas li Abil Balqa’ kemudian kitab
al-Jurjaniyah, kemudian Alfiyah Ibnu Malik, juga
sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). Di
samping itu belajar dari syaikh Majduddin
at-Tunisi satu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur.
Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin
al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Isma’il bin Muhammad al-Harraniy.
Ibnul Qayyim pernah dipenjara,
dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu Taimiyah sambil didera dengan cambuk
di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul Qayyim pun dilepaskan
dari penjara. Hal itu disebabkan karena beliau menentang adanya anjuran agar
orang pergi berziarah ke kuburan para wali.
Beliau peringatkan kaum muslimin
dari adanya khurafat kaum sufi,
logika kaum filosof dan zuhud model orang-orang hindu ke
dalam firqah Islamiyah.
Penguasaannya terhadap Ilmu Tafsir
tiada bandingnya, pemahamannya terhadap ushuluddin mencapai puncaknya dan
pengetahuannya mengenai hadits, makna hadits, pemahaman serta istinbath-istinbath
rumitnya, sulit ditemukan tandingannya.
Begitu pula, pengetahuan beliau
rahimahullah tentang ilmu suluk dan ilmu kalam-nya
Ahli tasawwuf, isyarat-isyarat mereka serta
detail-detail mereka. Ia memang amat menguasai terhadap berbagai bidang ilmu
ini.
Karena itulah banyak manusia-manusia
pilihan dari kalangan para pemerhati yang menempatkan ilmu sebagai puncak
perhatiannya, telah benar-benar menjadi murid beliau. Mereka itu adalah para
Ulama terbaik yang telah terbukti keutamaannya, di antaranya ialah :
1. Anak beliau sendiri bernama Syarafuddin
Abdullah
2. Anaknya yang lain bernama Ibrahim,
3. Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun
kitab al-Bidayah wan
Nihayah
4. Al-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali
al-Baghdadi penyusun kitab Thabaqat al-Hanabilah
Manhaj serta
hadaf Ibnul Qayyim rahimahullah ialah kembali kepada sumber-sumber dinul Islam
yang suci dan murni, tidak terkotori oleh ra’yu-ra’yu
(pendapat-pendapat) Ahlul Ahwa’ wal bida’ (Ahli Bid’ah) serta helah-helah (tipu daya)
orang-orang yang suka mempermainkan agama.
Oleh sebab itulah beliau
rahimahullah mengajak kembali kepada madzhab salaf;
orang-orang yang telah mengaji langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Merekalah sesungguhnya yang dikatakan sebagai ulama waratsatun nabi
(pewaris nabi) shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di samping itu, Ibnul Qayyim juga
mengumandangkan bathilnya madzhab taqlid.
Kendatipun beliau adalah pengikut madzhab Hanbali, namun beliau sering keluar dari
pendapatnya kaumHanabilah, dengan
mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian tentang perbandingan
madzhab-madzhab yang masyhur.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada
malam Kamis, tanggal 18 Rajab tahun 751 Hijriyah. Ia dishalatkan di Mesjid
Jami' Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami' Jarrah; kemudian dikuburkan di
Pekuburan Babush Shagir.
Buku Karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
·
Ijtimā'
al-Juyūsy al-Islāmiyyah 'ala al-Mu'aththilah wa al-Jahmiyyah
·
Ahkām Ahli
adz-Dzimmah
·
I'lān
al-Muwaqi'īn 'an Rabb al-'Ālamin
·
Ighātsatu
al-Lahfān min Mashāyidi asy-Syaithān
·
Ighātsatu
al-Lahfan fī Hukmi Thalāqi al-Ghadbān
·
Badāi'
al-Fawā'id
·
At-Tibyān fī
Aqsāmi al-Qur'ān
·
Tuhfatu
al-Maudūd bi Ahkāmi al-Maulūd
·
Jalāu al-Afhām
fī ash-Shālāti wa as-Salāmi 'ala khairi al-Anām
·
Al-Jawāb
al-Kāfi liman sa ala 'an ad-Dawā asy-Syāfi au Ad-Dā wa ad-Dawā'
·
Hādi
al-Arwāh ila bilādi al-Afrāh
·
Raudhatu
al-Muhibīn wa Nuzhatu al-Musytāqqīn
·
Ar-Rūh
·
Zādu
al-Ma'ād fī Hadyi Khairi al-'Ibād
·
Syifā'u
al-'Alil fi Masā'ili al-Qadhā' wa al-Qadar wa al-Hikmatu wa at-Ta'līl
·
Ash-Shawā'iq
al-Mursilah 'ala al-Jahmiyyah wa al-Mu'aththilah
·
Ath-Thibb
an-Nabawī (Bagian dari Kitab Zādu al-Ma'ād)
·
Ath-Thuruq
al-Hukmiyyah
·
'Iddatu
ash-Shābirīn wa Dzukhriyyaty asy-Syākirīn
·
Al-Farusiyah
·
Al-Fawā id
·
Al-Kāfiyah
asy-Syāfiyah fi an-Nahwi
·
Al-Kāfiyah
asy-Syāfiyah fi al-Intishari lilfirqati an-Nājiyah
·
Al-Kalām
'ala mas'alati as-Simāi
·
Kitāb
ash-Shalāti wa Ahkāmu Tārikuhā
·
Madāriju
as-Sālikīn baina Manāzili Iyyāka Na'budu wa Iyyaka Nasta'īn
·
Miftāhu Dāri
as-Sa'ādah wa Mansyur Wilāyati al-'Ilmi wa al-Irādah
·
Al-Manār
al-Munīf fī ash-Shahīh wa adh-Dha'īf
·
Hidāyatu
al-Hiyāri fī Ajwibati al-Yahūd wa an-Nashāra
·
Al-Wābil
ash-Shayyib min al-Kalimi ath-Thayyib