seinget saya selama saya bergabung dengan hizbut tahrir di palembang. baru ketika RPA ini, begitu panjangnya rombongan kaum muslimin turun kejalan dengan membawa bendera al-liwa dan ar-roya secara berduyun-duyun. teriknya panas matahari tak menyurutkan semangat mereka untuk terus mensyiarkan keagungan islam. juga, baru ketika RPA ini, saking lamanya pawai di jalan, dan saking tidak sabarnya pengguna jalan yang terpaksa berhenti demi mendulukan pasukan pawai, sebagian dari mereka mengklakson kendaraan mereka dengan kerasnya. terima kasih kepada rombongan polisi yang telah mengamankan jalannya pawai akbar ini dengan tertib. biarlah menjadi saksi diakhirat nanti.
barokallah... barokallah....
mata berkaca, hingga menitikkan air mata. ketika teriakkan takbir menggema hebat, selama pawai. lagi-lagi, panas yang begitu terik tak menyurutkan pasukan pawai. terus menerus mengibarkan al-liwa dan ar-roya membelah langit dengan gemuruhnya.
saya, ketika itu tak bisa turun kejalan dengan berjalan kaki. berdecak kagum, amat kagum, melihat dari mobil picup yang saya naiki, seorang ibu yang memboyong 2 anaknya, 1 ia gendong, 1 lagi ia papah, sembari ia membawa tas rasel besar. tak terlihat wajah mengeluhnya. bibirnya tak henti-henti meneriakkan takbir. sebagai kontribusi terbaik dalam syiar islam dibulan rajab ini.
mashaa Allah, saya membayangkan. ini belum separuh dari warga palembang yang turun kejalan, demi menggemakan kalimat Allah, janji Allah, kabar gembira rasulullah..... namun gemanya begitu luar biasa. menjadi catatan sejarah sendiri bagi siapa saja yang mengikutinya, kelak di akhirat nanti. air mata kembali menitik.
meski ketika pawai selesai, kepala saya sempoyongan dan akhirnya muntah sangat banyak. serta rekan2 yang melarang saya untuk tidak ikut pawai mendapati, muka saya yang merah terbakar terik matahari, langsung memapah saya kedalam tenda. saya lemas saat itu. tapi saya lega. misi dakwah kita hari ini selesai sahabat. selanjutnya,, mari semakin semangat dan kreatif dalam dakwah ini. biarlah raga ini menjadi saksi di hadapan Allah, betapa kita adl bagian dari kelompok pemuda akhir zaman yang dirindukan rasulullah saw. yang ketika rasulullah tidak berada didekatnya, namun senantiasa mencintainya.
mata berkaca, hingga menitikkan air mata. ketika teriakkan takbir menggema hebat, selama pawai. lagi-lagi, panas yang begitu terik tak menyurutkan pasukan pawai. terus menerus mengibarkan al-liwa dan ar-roya membelah langit dengan gemuruhnya.
saya, ketika itu tak bisa turun kejalan dengan berjalan kaki. berdecak kagum, amat kagum, melihat dari mobil picup yang saya naiki, seorang ibu yang memboyong 2 anaknya, 1 ia gendong, 1 lagi ia papah, sembari ia membawa tas rasel besar. tak terlihat wajah mengeluhnya. bibirnya tak henti-henti meneriakkan takbir. sebagai kontribusi terbaik dalam syiar islam dibulan rajab ini.
mashaa Allah, saya membayangkan. ini belum separuh dari warga palembang yang turun kejalan, demi menggemakan kalimat Allah, janji Allah, kabar gembira rasulullah..... namun gemanya begitu luar biasa. menjadi catatan sejarah sendiri bagi siapa saja yang mengikutinya, kelak di akhirat nanti. air mata kembali menitik.
meski ketika pawai selesai, kepala saya sempoyongan dan akhirnya muntah sangat banyak. serta rekan2 yang melarang saya untuk tidak ikut pawai mendapati, muka saya yang merah terbakar terik matahari, langsung memapah saya kedalam tenda. saya lemas saat itu. tapi saya lega. misi dakwah kita hari ini selesai sahabat. selanjutnya,, mari semakin semangat dan kreatif dalam dakwah ini. biarlah raga ini menjadi saksi di hadapan Allah, betapa kita adl bagian dari kelompok pemuda akhir zaman yang dirindukan rasulullah saw. yang ketika rasulullah tidak berada didekatnya, namun senantiasa mencintainya.
0 Comments